Rabu, 09 Oktober 2013

Anatomi Fisiologi

A. Pengertia Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan dalam (bahasa Inggris: digestive system) adalah ystem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan ystem t, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya yst sangat jauh berbeda. Pada dasarnya ystem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang saluran pencernaan (bahasa Inggris: gastrointestinal tract) dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari – sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa – sisa makanan melalui anus.
B. Bagian – bagian sistem pencernaan 
1. Kelenjar ludah 
Saliva (ludah) merupakan sekresi dari kelenjar ludah dan sebagian kecil kelenjar penyekresi mukus dan mukosa oral. Sekitar 1,5 liter saliva dihasilkan setiap hari dan terdiri atas air, garam mineral, enzim (amilase salivarious), mukus lisozim, imunoglobulin, dan faktor pembekuan darah. Sekresi saliva berada di bawah kendali saraf otonom. Stimulasi parasimpatik menyebabkan vasodilatasi dan sekresi air ludah yang banyak disertai sedikit kandungan enzim dan substansi organik. Stimulasi simpatik menyebabkan vasokontriksi dan sekresi air ludah yang sedikit dan kaya materi organik, khususnya dari kelenjar submandibula. Sekresi reflek terjadi saat terdapat makanan di dalam mulut dan reflek dapat dengan mudah semakin terfasilitasi sehingga penglihatan, bau, bahkan pikiran tentang makan dapat menstimulasi aliran saliva. Arteri yang memperdarahi kelenjar ludah berasal dari cabang arteri karotis eksternal dan vena yang mengalir di kelenjar ludah berasal dari vena jugularis eksterna. Kelenjar ludah (salliva) melepaskan sekresinya ke saluran (duktus) yang mengarah ke mulut. Tiga pasang duktus utama ini adalah kelenjar parotis, kelenjar submandibula, dan kelenjar sublingual.
a. Kelenjar parotis
Kelenjar ini berada disisi kiri dan kanan wajah tepat dibawah meatus akustik eksternal. Tiap kelenjar memiliki satu duktus parotis yang bersambung ke mulut yang berada sejajar dengan gigi geraham atas kedua.
b. Kelenjar submandibula
Kelenjar ini berada disisi kiri dan kanan wajah dibawah sudut rahang. Dua duktus submandibula bersambung dengan dasar mulut, satu ditiap sisi frenulum.
c. Kelenjar sublingual
Semua kelenjar diselubungi kapsul fibrosa. Kelenjar ini terdiri atas sejumlah lobulus yang disusun oleh kantong-kantong kecil (acini) yang dilapisi sel.
Saliva berfunfsi :
  • Membantu pencernaan polisakarida secara kimia.
Saliva mengandung enzim amilase yang menginisiasi penghancuran gula komplek, termasuk pati, mereduksinya menjadi disakarida maltose. Nilai pH optimum untuk kerja amilase salivarious adalah 6,8 (sedikit asam). Rentang pH saliva 5,8- 7,4, bergantung pada kecepatan aliran saliva; semakin tinggi keepatan aliran maka semakin tinggi pH (basa). Kerja enzim berlanjut saat menelan hingga berakhir di lambung yang mengeluarkan asam kuat (pH 1,5-1,8) dari getah lambung yang menguraikan amilase.
  • Lubrikasi makanan.
Makanan kering masuk ke mulut dilembabkan dan lubrikasi oleh saliva sebelum diubah menjadi bolus dan siap untuk ditelan.
  • Membersihkan dan melubrikasi.
Aliran saliva yang adekuat dapat membersihkan, melembabkan dan melembutkan mulut. Saliva membantu mencegah kerusakan membran mukosa dari makanan yang kasar dan abrasif.
  • Pertahanan tubuh non-spesifik.
Lisozim, imunoglobulin, dan faktor pembekuan (koagulasi) menyerang mikroba.
  • Pengecapan.
Kuncup pengecapan hanya dapat distimulasi oleh zat kimia dalam larutan sehingga makanan kering hanya menstimulasi indera pengecap setelah bercampur dengan saliva.
2. Mulut Rongga 
mulut dilapisi membran mukosa yang terdiri atas epitelium skuamosa berlapis yang berisi sedikit kelenjar penyekresi mukus. Bagian mulut di antara gusi dan pipi adalah vestibula dan sisanya adalah rongga mulut. Palatum membentuk langit-langit mulut dan terdiri atas palatum durum (langit-langit keras) di bagian anterior dan palatum molle (langit-langit lunak) di bagian posterior. Uvula adalah lipatan otot melengkung yang ditutupi membran mukosa dan berada tergantung di tengah ujung bebas palatum molle.
3. Gigi
Gigi melekat pada alveoli atau rongga pangkal gigi dari mandibula dan maksila. Bayi lahir dengan rangkaian geligi yang terdiri atas gigi susu (sementara) dan gigi tetap (permanen) terdapat 20 buah gigi susu, masing-masing 10 buah di tiap radang. Gigi susu mulai tumbuh saat bayi berusia 6 bulan dan harus tumbuh lengkap saat bayi berusia 24 bulan. Gigi tetap mulai menggantikan gigi susu saat individu berusia 6 tahun dan geligi ini terdiri atas 32 buah, yang biasanya lengkap saat berusia 24 tahun.
a. Fungsi gigi Gigi seri dan gigi taring merupakan gigi pemotong dan berfungsi untuk memotong makanan, sedangkan gigi geraham kecil dan geraham besar yang memiliki permukaan rata dan luas berfungsi untuk menggiling atau mengunyah makanan.
b. Struktur gigi Walaupun berbentuk gigi beragam, gigi memiliki struktur yang serupa dan terdiri atas : mahkota (bagian yang menonjol dari gusi), akar (bagian yang melekat didalam tulang), dan leher (bagian yang sedikit sempit dimana mahkota muncul dengan akar). Di bagian tengah gigi terdapat rongga pulpa yang mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf, serta dentin yang merupakan substansi yang menyerupai gading yang keras diluar dentin mahkota, terdapat enamel yaitu lapisan tipis dari substansi yang keras. Akar gigi, ditutupi oleh semen, merupakan substansi yang menyerupai tulang dan menjaga agar gigi tetap di rongganya. Sebagian besar arteri yang memperdarahi gigi adalah cabang arteri maksilaris. Vena yang memperdarahi adalah vena jugularis internal. Saraf yang mempersarafi gigi bagian atas adalah cabang saraf maksilaris dan gigi bawah dipersarafi oleh cabang saraf mandibularis. Kedua saraf ini merupakan cabang dari saraf trigeminus.
4. Lidah
Lidah adalah struktur muskular yang berada di dasar mulut. Bagian dasar lidah melekat pada tulang hioid dan frenulum pada dasar mulut. Permukaan superior berisi epitelium skuamosa berlapis, dengan banyak papila (tonjolan kecil). Papila berisi reseptor sensori (ujung saraf khusus) yang berfungsi sebagai indera pengecap yang berada di kuncup pengecap. Ada tiga jenis papila yaitu :
  • Papila valate :
berjumlah 8-12 dan disusun dalam bentuk V terbalik di dasar lidah serta berukuran paling besar
  • Papila fungiformis :
berada diujung lidah dan jumlahnya lebih banyak daripada papila valate
  • Papila filiformis :
merupakan papila terkecil dan paling banyak berada di permukaan dua pertiga anterior lidah Lidah diperdarahi oleh cabang lingual dari arteri karotid eksternal dan dialiri vena lingual yang bergabung dengan vena jugularis internal. Saraf yang mempersarafi lidah adalah saraf hipoglossal, cabang lingual dan saraf mandibula, dan saraf facial serta glosofaringeal yang merupakan saraf pengecap. Lidah berperan penting dalam menguyah, menelan, bicara, dan mengecap.
5. Faring 
Faring dibagi menjadi tiga area : nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Nasofaring berperan penting dalam pernapasan. Orofaring dan laringo faring merupakan saluran utama baik bagi sistem pernapasan maupun percernaan. Makanan melalui rongga mulut ke faring, kemudian ke esophagus yang berada di bawahnya. Dinding faring terdiri atas tiga lapisan.
  • Lapisan dalam dilapisi oleh membrane mukosa yang berupa epithelium skuamosa berlapis, terus melapisi faring hingga ke pangkal mulut dan esofagus.
  • Lapisan tengah terdiri atas jaringan fibrosa yang semakin menipis di bagian ujung bawahnya dan mengandung pembuluh limfe dan saraf.
  • Lapisan luar terdiri atas sejumlah otot involunter yang terlibat dalam proses menelan. Saat makanan menelan mencapai faring, proses menelan tidak lagi di bawah kendali otot Volunter. Arteri yang memperdarai faring adalah beberapa cabang arteri fasialis. Vena yang mengalir keluar faring berasal dari vena fasialis dan vena jugularis interna. Saraf yang mempersarafi faring berasal dari pleksus faringeal yang berisi saraf simpatik dan parasimpatik. Saraf parasimpatik yang mempersarafi faring berasal dari saraf glosofaringeal dan vagus, sedangkan saraf simpatik yang mempersarafi faring berasal dari ganglia servikalis.
6. Esofagus
Panjang esophagus sekitar 25 cm dan diameternya sekitar 2 cm serta berada di bidang median toraks di depan kolum vertebra yang berada di belakang trakea dan jantung. Bagian atas esogafus berhubungan dengan faring dan tepat pada bagian bawahnya berhubungan dengan diafragma yang bersatu dengan lambung. Esofagus berada di antara serat otot diafragma di belakang tendon sentral pada vertebra torasik ke 10. Sebelum esophagus berhubungan dengan lambung, di bagian diafragma, esophagus membentuk lengkung ke atas, dengan demikian membentuk sudut runcing yang mencegah regurgitasi (aliran balik) isi lambung ke esophagus. Ujung atas dan bawah esophagus ditutup oleh sfingter. Sfingter krikofaringeal atas atau esophagus atas mencegah udara melalui esophagus saat inspirasi dan aspirasi isi esophagus. Saat tekanan intra abdomen meningkat (misal saat inspirasi dan defekasi), tonus sfingter esophagus bawah meningkat. Terdapat empat lapis jaringan esophagus. Karena hampir semua bagian esophagus berada di dalam toraks, lapisan luar esophagus, lapisan adventisia, berisi jaringan fibrosa elastic yang meletakkan esophagus pada struktur di sekelilingnya. Sepertiga bagian proksimal esophagus dilapisi oleh epithelium skuamosa berlapis, sepertiga distal dilapisi oleh epithelium kolumnar, dan sepertiga bagian tengah dilapisi oleh campuran kedua lapisan epithelium tersebut. Regio torasik dipersarafi terutama oleh pasangan arteri esophagus, yang merupakan cabang dari aorta torasik. Regio abdomen dipersarafi oleh cabang dari arteri frenik dan cabang arteri seliaka kiri. Dari region torasik, vena keluar menuju ke vena azigos dan hemiazigos. Di region abdomen, vena ke luar menuju ke vena lambung kiri di mana terdapat pleksusu di ujung distal yang berhubungan dengan drainase vena ke atas dan bawah, yaitu sirkulasi vena porta dan umum.
7. Pankreas
Pankreas adalah kelenjar yang berwarna abu-abu yang beratnya sekitar 60 gr, panjangnya sekitar 12-15 cm, berada di regio efigastrik dan hipokondriak rongga abdomen. Pankreas terdiri atas bagian kepala yang luas, badan, dan ekor yang sempit. Kepala berada di lengkung deodenum, badan berda di belakang lambung, sedangkan ekor berada didepan ginjal kiri dan menyentuh limfa aorta abdomen dan vena kava inferior berada di belakang kelenjar Pankreas memiliki kelenjar eksokrin dan endokrin. Pankreas eksokrin terdiri dari banyak lobulus yang tersususn dari alveoli berukuran kecil, dan dindingnya terdiri atas sel sekretorik. Tiap lobulus dialiri oleh duktus berukuran kecil dan duktus ini menyatu akhirya membentuk duktus pankreatiik yang memanjang disepanjang kelenjar dan bersambung ke deudenum tepat sebelum masuk ke deudenum, duktus pankreatik bergabung dengan duktus biliaris komunis membentuk amvula hepatopankreatik. 
Fungsi kelenjar eksokrin adalah menghasiulkan getah pankreas yang mengandung enzim yang memecah KH, PROTEIN, dan LIPID. 
Kelenjar pankreas yang tersebar berada dalam kelompok sel-sel khusus yang disebut pulau pankreas (langerhans) kelenjar pankreas mensekresi hormon insulin dan glukagon yang pada dasarnya berhubungan dengan pengendalian kadar glukosa darah.
8. Lambung
Lambung merupakan saluran cerna yang berbentuk huruf J melebar dan berada di region epigastrik, umbilical, dan hipokondriak kiri rongga abdomen. 
a. Organ yang bebatasan dengan Lambung 
  • Anterior : lobus kiri hati dan diding abdomen anterior. 
  • Posterior : aorta abdominal, pangkreas, limpa, ginjal kiri, dan kelenjar adrenal. 
  • Superior : diafragma, esophagus, dan lobus kiri hati. 
  • Inferior : kolon transversum dan usus halus. 
  • Kiri : diafragma dan limfa 
  • Kanan : hati dan duodenum 
b. Struktur lambung 
Lambung berhubungan dengan esophagus dibagian sfingter kardiak dan berhubungan dengan duodenum di sfingter pylorus, lambung memiliki dua lengkung (kurvatur) : kurvatur minor yang berada di bagian permukaan posterior lambung yang menurun ke dinding posterior esophagus dan kurvatur mayor yang berada di permukaan anterior lambung. 
Lambung dibagi menjadi 3 regio : fundus, badan , dan antrum. Di ujung distal pylorus, terdapat sfingter pylorus, yang menjaga pintu antara lambung dan duodenum. Saat lambung kosong, sfingter pylorus berelaksasi dan terbuka, kemudian saat lambung berisi makanan, sfingter pylorus menutup. 
Otot lmbung terdiri dari tiga lapisan serat otot polos : lapisan luar – serat longitudinal, lapisan tengah – serat sirkular, dan lapisan dalam – serat obliq. Susunan otot ini memungkinkan karakteristik gerakan mengocok/mengaduk pada lambung dan gerakan peristalsis. Otot sirkular merupakan oto terkuat di antrum pylorus dan sfingter pylorus. 
Saat lambung kosong, membrane mukosa yang melapisi cenderung masuk kedala lipatan longitudinal atau rungae, dan saat lambung penuh, rungae tampak seperti beludru yang memiliki permukaan halus. Banyak kelenjar lambung yang berada dipermukaan membrane mukosa. Kelenjar ini berisi sel-sel khusus yang menyekresikan getah lambung masuk ke lambung. 
Arteri yang memperdarahi lambung adalah arteri lambung kiri, suatu cabang arteri seliaka, arteri lambung kanan, dan arteri gastroepiploik. Vena yang memperdarahi lambung samadengan vena yang menuju vena porta. 
 c. Getah lambung 
Ukuran labung bervariasi sesuai denagn volume makanan didalamnhya, sekitar1,5 liter atau lebih apda orang dewasa. Saat makanan ditelan , makanan terakumulasi di lapisan lambung. Makanan kadang tersisa di bagian fundus. Kontraksi otot lambung meliputi gerakan mengaduk-aduk yang menghancurkan bolus dan mencampurkan bolus dengan getah lambung, serta gerakan peristalsis yang mendorong isi lambung ke pylorus. Saat lambung aktif (ada makanan di lambung) sfingter pylorus menutup. Kontraksi peristaltic dari antrium pylorus yang kuat akan mendorong kime, setelah isi lambung cukup cair, akan mengalir melalui pylorus ke duodenum dalam semburan yang kecil. Stimulasi parasimpatik meningkatkan motilitas lambung dan sekresi getah lambung, sedngkan stimulasi simpatik memiliki efek yang berlawanan dengan dengan parasimpatik. Sekitar 2 liter getah lambung disekresi setiap hari dengan kelenjar sekretorik khusus di mukosa. Getah lambung berisi air dan garam mineral yang disekresi oleh kelenjar lambung, mucus ynag disekresi sel goblet di dalam kelenjar dan di permukaan lambung, asam hidroklorida (HCL) dan factor intrinsic yang disekresi oleh sel parietal di kelenjar lambung, serta precursor enzim aktif: pepsinogen yang disekresi oleh sel utama dikelenjar. 
Fungsi getah lambung adalah sebagai pencair makanan yang telah ditelan dan lebih lanjut, penyekresi asam klorida (mengasamkan makanan dan menghentikan kerja amylase saliva, membunuh mikroba yang tertelan mulut, memberikan suasana asam yang diperlukan pepsin untuk pencernaan yang efektif), pengaktivsi pepsinogen menjadi pepsin (bekerja efektif pada p H 1,5 – 3,5), sebagai factor intrinsik (protein) yang diperlukan untuk absorbsi vitamin b12 di ileum, dan penyekresi ukus yang mencegah cidera mekanik dinding lambung serta mencegah cidera kimia dengan bekerja sebagai barier antara dinding lambung dan getah lambung yang korosif. 
Terdapat 3 fase sekresi getah lambung 
  • Fase sefalik :  aliran getah lambung ini terjadi sebelum makanan mencapai lambung dank arena stimulasi reflek saraf vagus (parasimpatik) yang diinisiasi oleh penglihatan, bau, atau pengecapan makanan.saat saraf fagus dipotong (vagotomi), fase sekresi lambung ini berhenti. Stimulasi simpatik, missal saat kondisi emosi, juga menhambat aktifitas lambung. 
  • Fase gastric : saat distimulasi oleh lkeberadaan makanan, sel eteroendokrin di anrum pylorus dan duodenum menyekresi gastrin, suatu hormone yang langsung melalu darah yang beredar. Gastrin, yang berda dalam darah beredar ke lambung, merangsang kelenjr gastric untuk menghasilkan getah lambung lebih banyak. Dengan cara sekresi gatah pencernaan ini trus berlangsung hingga selesainya penghancuran makanan di lambung dan akhir fase sefalik. Sekresi gastrin di supresi saat ph di antrum pylorus turun hingga sekitar 1,5. 
  • Fase intestinal (usus) : saat sebagian isi lambung yang dicerna mencapai usus halus, dua hormone yaitu sekretin dan kolesistokinin, dihasilkan oleh sel indokrin di mukosa usus. Hormone ini menurunkan sekresi getah lambung dan menghambat motilitas lambung. Dengan mepercepat pengosongan lambung, kime di duodenum menjadi semakin tercampur rata dengan empedu dan getah pamgkreas, fase sekresi lambung ini paling saat individu mengonsumsi makanan tinggi lemak.Kecepatan pengosongan lambung bergantung pada jenis makanan yang dimakan.pemgosongan karbohidrat di lambung berlangsung dalam 2-3 jam, sedangkan protein dan lemak memerlukan waktu yang lebih lama lagi. 
d. Fungsi Lambung 
Beberapa fungsi lambung adalah sebagai berikut. 
  • Penyimpanan sementara yang memberikan waktu bagi enzim pencernaan dan pepsin bekerja.
  • Pencernaan kimia – pepsin mengubah protein menjadi polipeptida.
  • Penghancuran secara mekanik – tiga otot polos yang melapisi lambung memungkinkan lambung bekerja sebagai pengaduk, yaitu getah lambung bercampur dengan isi lambung diubah menjadi kime. Motilitas dan sekresi ditingkatkan oleh stimulasi saraf parasimpatik. 
  • Absorpsi dari air, alcohol, dan sebagian obat larut-lemak yang terbatas. 
  • Pertahanan non-spesifik terhadap mikroba – oleh asam hidroklorida di dalam getah lambung. Muntah dapat terjadi sebagai respons terhadap ingesti iritan lambung, missal mikroba atau zat kimia. 
  • Preparat zat besi untuk absorbsi lebih lanjut di slauran cerna-lingkungan asam lambung dapat melarutkan garam besi, yang diperlukan sebelum zat besi diabsorpsi. 
  • Produksi dan sekresi factor intrinsic yang diperlukan untuk absorpsi vitamin B12 di ileum terminal. 
  • Mengatur jalannya isi lambung menuju duodenum. Saat lime tidak cukup diasamkan dan diencerkan, antrum pylorus mendorong semburan kecil isi lambung melalui stringfer pylorus dan menuju duodenum. Stringfer normalnya tertutup, mencegah aliran balik kime ke lambung. 
  • Sekresi horman gastrin.
  • Dinding duktus bilaris memiliki lapisan jaringan yang sama seperti struktur dasar saluran cerna lainnya. Pada duktus sistikus, membrane mukosa yang melapisi tersusun dalam lipatan sirkular yang tidak beraturan dan memiliki efek katup spiral. Empedu melalui duktus sistikus sebanyak dua kali-satu kali saat perjalanannya ke kandung empedu dan kembali lagi saat empedu dikelaurkan dari kandung empedu ke duktus biliaris komunis dan kemudian ke duodenum. 
9. Hati 
Hati (bahasa Yunani: ἡπαρ, hēpar) merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi. 
a. Fungsi hati
  • Metabolisme karbohidrat. 
Hati berperan penting dalam mempertahankan kadar glukosa plasma. Setelah makan, saat glukosa darah meningkat, glukosa diubah menjadi glikogen sebagai cadangan dan mempengaruhi hormon insulin. Selanjutnya, saat kadar glukosa turun, hormon glukagon merangsang perubahan glikogen kembali menjadi glukosa dan menjaga kadar dalam kisaran normal. 
  • Metabolisme lemak. Cadangan lemak dapat diubah menjadi suatu bentuk energi yang dapat digunakan jaringan. 
  •  Metabolisme protein. Metabolisme protein terdiri atas 3 proses. 
  1. Deaminasi asam amino melibatkan beberapa proses : menyingkirkan bagian nitrogen dari asam amino yang tidak diperlukan untuk membentuk protein baru, pemecahan asam nukleta menjadi asam urat, yang dibentuk asam nukleat. 
  2. Transaminasi merupakan penyingkiran bagian nitrogen asam amino dan melekatkan asam amino pada molekul karbohidrat untuk membentuk asam amino non-esensial. 
  3. Sintesis protein plasma dan sebagian besar faktor pembekuan darah dari asam amino. 
  • Pemecahan eritrosit dan pertahanan tubuh terhadap mikroba. Hal ini disebabkan sel kupffer yang berada disinusoid. 
  • Detoksifikasi obat dan zat berbahaya. Hal ini meliputi etanol dan toksin yang dihasilkan mikroba.  Inaktivasi hormon. Hal ini meliputi hormon insulin, glukagon, kartisol, aldosteron, hormon seks, dan hormon tiroid. 
  • Produksi panas. Hati menggunakan banyak energi, memiliki laju metabolik dan menghasilkan panas. Hati merupakan organ penghasil panas utama. 
  • Sekresi empedu. Hipatosid mensintesis empedu dari darah dan arteri yang bercampur di sinusoid. Sekresi ini meliputi garam empedu, pigmen empedu, dan kolesterol. 
  • Cadangan. Hepatosit menyimpan glikogen, vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E,K) zat besi, kuprum, serta beberapa vitamin yang larut air misal (B12). 
10. Kandung empedu 
Kandung empedu merupakan sakus (kantong) yang berbentuk buah pir dan melekat pada permukaan posterior hati oleh jaringan ikat. Kandung empedu memiliki fundus atau ujung yang memanjang, badan atau bagian utama, dan leher yang bersambung dengan duktus sistikus. Kandung empedu memiliki lapisan jaringan seperti struktur dasar saluran cerna dengan beberapa modifikasi. 
  • Peritoneum hanya menutupi permukaan inferior. Kandung empedu berhubungan dengan permukaan posterior lobus kanan hati dan diletakkan oleh peritoneum visera hati. Lapisan otot terdapat tambahan lapisan serat otot obliq. 
  • Membran mukosa menunjukkan rugae berukuran kecil saat kandung empedu kosong, tetapi akan menghilang saat kandung empedu mengalami distesi dan berisi empedu. 
  • Arteri sistikus, cabang dari arteri hepatica, memperdarahi kandung empedu. Darah vena yang keluar dari kandung empedu adalah vena sistikus yang bergabung dengan vena porta. 
a. Fungsi kandung

empedu Fungsi kandung empedu adalah sebagai reservoir empedu, memekatkan empedu dengan 10 atau 15 lipatan yang menagbsorpsi air melalui dinding kandung empedu dan melepaskan empedu yang disimpan. Saat dinding kandung empedu berkontraksi, empedu mengalir melalui duktus biliaris menuju duodenum. Kontraksi distimulasi oleh hormone kolesistokinin (CCK) yang disekresi oleh duodenum serta adanya kime asam dan lemak di duodenum.
 b. Komposisi empedu 
Sekitar 500 ml empedu disekresi oleh hati tiap harinya. asam empedu, Asam kolik dan kenodeoksikolat disintesis oleh hepatosit dari kolesterol, yang dikombinasi dengan glisin atau taurin, kemudian kisekresikan kedalam empedu sebagai garam natrium atau kalium. Bilirubin merupakan salah satu produk hemolisis eritrosit yang dihasilkan oleh sel kupffer di hati dan oleh makrofag dilimfa dan sum-sum tulang. Bentuk asli bilirubin tidak larut dalam air dan dibawa didalam darah untuk berikatan dengan albumin. Didalam hepatosit , bilirubin terkonjugasi dengan asam gukoronat dan menjadi semakin larut sebelum disekresikan empedu. Bakteri diusus mengubah bentuk bilirubin dan sebagian besar disekresikan sebagai strekobilin difeses, sebagian kecil direabsorsi dan disekresikan dalam urine sebagai urobilinogen. Ikterus adalah pigmentasi warna kuning pada jaringan yang terlihat dikulit dan konjungtiva. Keadaan ini disebabkan kelebihan bilirubin didalam darah. 
11. Usus Halus 
Usus halus meyambung dengan lambung di sfingter pylorus dan mengarah ke usus besar di katub ileosekal.panjangnya lebih dari 5 meter dan berada di rongga abdomen yang dikelilingi oleh usus besar. di usus halus, pencernaan makanan secara kimia telah lengkap dan sebagian besar absorpsi nutrient terjadi disini. 
Panjang duodenum sekitar 25 cm dan melingkari kepala pancreas.sekresi dari kandung empedu dan pancreas dilepaskan ke duodenum melalui struktur umum, ampula hepatopangkreatik, dan pintu menuju duodenum dijaga oleh sfingter hepatopangkreatik (Oddi). Jejunum merupakan bagian tengah usus halus dan panjangnya sekitar 2 cm. 
Ileum atau bagian terminal, memiliki panjang 3 cm dan ujungnya berada di katup ileosekal, yang mengendalikan aliran materi dari ileum ke sekum, bagian pertama usus besar, dan mencegah regurgitasi. a. Fungsi usus halus Fungsi usus halus adalah sebagai penghasil gerakan peristaltic, penyekresi getah usus, pencernaan karbohidrat, protein, dan lemak secara kimia di dalam enterosit vili, perlindungan terhadap infeksi oleh mikroba yang telah bertahan dari kerja antimikroba asam hidroklorida, melalui folikel limfe tunggal dan folikel limfe agregat, sekresi hormone kolesistokinin (CCK) dan sekretin, serta absorbsi nutrient. 
b. Struktur Usus Halus 
  • Dinding usus halus terdiri atas empat lapisan. Dibagian peritoneum dan mukosa (membrane mukosa) usus halus terdapat sedikit modifikasi. 
  • Peritoneum. Lapisan ganda peritoneum yang disebut mesenterium, melekatkan jejunum dam ileum pada dinding abdomen posterior. Pembuluh darah besar dan saraf berada di dinding abdomen posterior dan bercabang ke usus halus yang melalui dua lapisan mesenterium. 
  • Mukosa. Area permukaan mukosa usus halus diperluas oleh lipatan sirkular, vili, dan mikrovili.
  • Lipatan sirkular permanen, tidak seperti rugae lambung, tidak memiliki permukaan yang halus saat usus halus mengalami distensi. Lipatan ini meningkatkan percampuran kime.
  • Vili berbentuk tonjolan seperti jari kecil pada lapisan mukosa menuju lumen usus, yang panjangnya sekitar 0,5-1 mm. dinding usus halus terdiri atas sel epitelium kolumnar, atau enterosit, dengan mikrovili yang panjangnya 1 µm di ujung bebasnya. Sel goblet yang menyekresi mucus muncul diantara enterosit. Sel epitelium menyelubungi jaringan kapiler limfe dan darah. Kapiler limfe di sebut lacteal karena lemak yang diabsorbsi menyebabkan limfe tampak seperti susu. Absorbs dan beberapa tahap akhir pencernaan nutrient berlangsung di enterosit sebelum masuk ke kapiler limfe dan darah. 

Kelenjar usus merupakan kelenjar tubular sederhana yang berada di bawah permukaan di antara vili. Sel kelenjar bermigrasi ke atas untuk membentuk dinding vili menggantikan sel-sel di ujung saat sel ini disapu oleh isis usus. Seluruh epitelium berganti setiap 3-5 hari. Saat migrasi, sel menghasilkan enzim pencernaan yang menyangkut di mikrovili dan bersama dengan getah usus menyelesaikan pencernaan karbohidrat, protein, dan lemak secara kimia.

Nodus limfe banyak ditemukan di sepanjang mukosa usus halus dengan interval yang tidak teratur. Nodus limfe yang berukuran lebih kecil disebut folikel limfatik tunggal, sementara itu sekitar 20-30 nodus yang berukuran lebih besar berada di ujung distal ileum disebut folikel limfatik agregrat (bercak peyer). Jaringan limfatik, bersama sel pertahanan tubuh, terletak strategis untuk menetralkan antigen yang teringesti.

c. Arteri Dan Vena Yang Memperdarahi Arteri

mesentrik superior memperdarahi semua usus halus, sedangkan vena yang memperdarahi semua usus halus adalah vena mesentrik superior yang bergabung bersama vena lain yang membentuk vena porta. Vena porta mengandung konsentrasi tinggi dari nutrient yang diabsorbsi dan darah ini melalui hati sebelum masuk ke venahepatika, akhirnya ke vena kava inferior.

d. Pencernaan Kimia

Di Usus Halus Tiap harinya, sekitar 1500 ml getah usus disekresi oleh kelenjar usus halus. Getah ini mengandung air, mucus, dan garam mineral. pH getah usus biasanya antara 7,8 dan 8,0. Saat kime asam melalui usus halus, kime bercampur dengan getah penkreas, empedu, dan getah usus, dan berhubungan dengan enterosit vili. Di usus halus, pencernaan secara kimia terjadi (tripsinogen, kimotripsinogen, prokarboksipeptidase). Getah pancreas bersifat basa (pH8) karena mengandung banyak ion bikarbonat, yang bersifat basa dalam larutan. Saat isis asam lambung bercampur dengan getah pancreas dan empedu, selain itu pH meningkat antara 6 dan 8. Pada pH ini, enzim pankreatik yaitu amylase dan lipase bekerja dengan efektif. Sekresi getah pancreas distimulasi oleh sekretin dan CCK, yang dihasilkan oleh sel endokrin di dinding duodenum. Keberadaan kime asam lambung di duodenum, menstimulasi produksi hormone ini. e. Fungsi getah pancreas adalah sebagai berikut :
  • Pencernaan protein. Tripsinogen dan kimotripsinogen merupakan prekusor enzim inaktif yang diaktivasi oleh enterokinase, suatu enzim di mikrovili, yang mengubah prekusor ini menjadi enzim tripsin dan kimotripsin. Enzim ini mengubah polipeptida menjadi tripeptida, dipeptida, dan asam amino. Pentingbahwa enzim-enzim ini diproduksi sebagai prekusor inaktif dan hanya diaktivasi saan tiba di duodenum, jika tidak, enzim ini akan merusak pancreas.
  • Pencernaan karbohidrat. Amylase pankreatik mengubah semua polisakarida (pati) yang dapat dicerna menjadi n
  • Pencernaan lemak. Lipase mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Untuk membantu kerja lipase, garam empedu mengemulsi lemak, dengan cara memperkecil ukan globul dan meningkatkan area permukaannya. Empedu, yang disekresi oleh hati, tidak dapat masuk ke duodenum saat sfingter hepatopangkreatik menutup. Oleh karena itu, empedu melalui duktus sistikus hati mengalir menuju kandung empedu dimana empedu disimpan. Empedu memiliki pH sekitar 8 dan antara 500-1000 ml empedu disekresi setiap harinya. Empedu terdiri atas air, garam empedu, mucus, pigmen empedu, khususnya bilirubin, dan kolesterol. f. Fungsi empedu adalah sebagai berikut : 
  • Garam empedu mengemulsi lemak di usus halus Garam empedu membuat kolesterol dan asam lemak dapat larut sehingga dapat diabsorpsi di dinding usus.
  • Pigmen empedu, bilirubin, diubah menjadi sterkobilin dalam feses dan urobilinogen di urine. Warna sterkobilin dan menyebabkan bau feses. 
  • Pelepasan Dari Kandung Empedu Saat makanan dimakan, duodenum menyekresi hormone sekretin dan CCK saat fase intestinal. Hormone-hormon ini merangsang kontraksi kandung empedu dan relaksasi sfingter hepatopankreatik, yang memungkinkan getah empedu dan pancreas untuk melalui duodenum bersama-sama. Sekresi semakin meningkat saat kime masuk ke dalam duodenum yang berisi proporsi lemak yang tinggi.
  • Sekresi Usus Kandungan dasar sekresi usus adalah air, mucus, dan garam mineral. Sebagian besar enzim pencernaan di usus halus berada di dalam enterosit dinding vili. Pencernaan karbohidrat, protein, dan lemak terjadi melalui kontak langsung antara nutrient dan mikrovili serta di dalm enterosit. Enzim yang terlibat dalam pencernaan makanan secara kimia adalah peptidase, limpase, sucrose, lactase, maltase. Getah usus yang bersifat basa (pH 7,5-8) membantu meningkatkan getah isi usus antara 6,5 dan 7. Enterokinase mengaktifkan peptidase pankreatik seperti tripsin yang mengubah sebagian polipeptida menjadi asam amino dan sebagian peptide berukuran lebih keci. Tahap akhir pemecahan semua peptide menjadi asam amino terjadi di dalam enterosit. Lipase terlibat dalam pencernaan lemak yang diemulsikan menjadi asam lemak dan gliserol yang terjadi di dalam usus dan enterosit. Sucrose, maltase, dan lactase terlibat dalam pencernaan karbohidrat dengan mengubah disakarida, seperti sucrose, maltase, dan lakrase menjadi monosakarida di dalm enterosit. Stimulasi mekanik kelenjar usus oleh kime dipercayai menjadi stimulus pertama untuk sekresi getah usus, walaupun hormone sekretin juga dapat terlibat.
  • Absorbsi Nutrient Absorbsi nutrient terjadi melalui dua proses utama. Difusi. Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserolperlahan-lahan berdifusi dari konsentrasi tinggi ke rendah di enterosit yang berada di lumen usus. Transport aktif. Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol dapat secara aktif (tranfor aktif) diangkur ke vili; transport aktif lebih cepat daripada difusi. Disakarida, dipeptide, dan tripeptida juga secara aktif diangkut ke dalam enterosit tempat terjadinya pencernaan zat ini sebelum diangkut ke kapiler vili. Monosakarida dan asam amino diangkut ke kapiler di vili lalu asam lemak dan gliserol diangkut ke lacteal. Sebagian protein tidak berubah saat diabsorpsi, misalnya antibody yang ada di ASI dan vaksin oral, seperti vaksin poliomyelitis. Nutrient lain, seperti vitamin, garam mineral,dan air juga diabsorpsi di dalamkapiler darah pada usus halus, vitamin yang larut di dalam lemak, diabsorpsi bersama asam lemak dan gliserol. Vitamin B12 dan factor intrinsic di lambung bergabung dan di absorpsi di ileum terminal. Daya absorpsi permukaan area usus halus semakin besar dengan adanya lipatan sirkular membrane mukosa dan dengan jumlah vili dan mikrovili yang sangat banyak. Diperkirakan, luas area permukaan asas halus sekitar lima kali ukuran tubuh. Setiap hari, jumlah cairan besar masuk ke cairan cerna hanya sekitar 1500 ml cairan yang tidak diabsorpsi di usus halus dan melalui usus besar. 
12. Usus besar
Panjang usus Besar sekitar 13 meter, yang memanjang dari sekum difosa iliaka kanan hingga rectum dan saluran Anus dipelvis. Diameter lumennya sekitar 6,5 cm, lebih besar daei pada lumen usus halus. Usus besar membentuk lengkung di sekitar usus halus yang tergulung. Usus besar di bagi menjadi : sekum,kolon asenden, kolon desenden, kolon transversum, kolon sigmoid, rectum, dan saluran Anus. 
  • Sekum merupakan bagian pangkal kolon dan merupakan area buntu di depan inferiornya dan bersambung dengan kolon asenden di bagian superior. Tepat di bawah taut dua katup ileosekum bersambung dengan ileum. 
  • Kolon asenden kolon ini berjalan menuju ke atas, yakni dari sekum ke bagian kolon setinggi hati dimana kolon membentuk garis lengkung yang tajam di bagian kiri fleksur hepatika untuk membentuk kolon transversum 
  • Kolon transversum kolon ini merupakan lengkung kolon yang melintang di rongga abdomen didepan duedenum dan lambung menuju area limfs dimana kolon ini membentuk fleksur splenik.  Kolon desenden kolon ini berjalan menuju ke bawah rongga abdomen kemudian melengkung menuju garis tengah.
  • Kolon sogmoid kolon ini membentuk suatu lengkung berbentuk huruf S di pelvis yang berlanjut kebawah membentuk rektum. 
  • Rektum merupakan bagian kolon yang sedikit melebar dan memiliki panjang sekitar 13 cm. Bagian pangkal rektum berbatasan dengan kolon sigmoid dan bagian ujungnya berbatasan dengan saluran anus. 
  • Saluran anus merupakan saluran pendek yang panjangnya 3,9 cm pada orang dewasa dan memanjang dari rektum hingga bagian eksterior dua otot sfingter mengendalikan anus yaitu sfingter eksternal dan internal. a. Fungsi usus besar, rektum, dan saluran anus 
  • Absorbsi : isi ileum yang melalui katup ileosekum ke sekum adalah cairan, meskipun sebagian air telah di absorbsi di usus halus garam mineral vitamin dan sebagian obat juga diabsorbsi di kapiler darah dari usus besar 
  • Aktifitas mikrobial usus besar merupakan tempat kolonisasi dari banyak bakteri tertentu yang mensintesis vit K dan asam folat, bakteri ini meliputi escherichia coly, enterobakter aerogenes, dll.
  • Gerakan massa : gerakan peristaltis dengan interval yang panjang terjadi pada kolon tranversum mendorong isi usus besar ke kolon desenden dan sigmoid kombinasi stimulus dan respon disebut reflex gastrokolik. 
  • Defekasi : melibatkan kontraksi invonlunter otot rektum dan relaksasi spingter anal internal. Kontraksi otot abdomen dan peningkatan tekanan intra abdomen (valsava manuver) dapat membantu proses defekasi (pengeluaran Feces). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar